Minggu, 16 Januari 2011

Takkan Pernah Ada









Takkan Pernah Ada



Ku ingin kau slalu di fikiranku
Kau yang slalu larut dalam darahku
Tak ada yang lain hanya kamu
Tak pernah ada...
Takkan pernah ada...

Prok...prok...prok...
Tepuk tangan riuh dari seluruh penonton mengakhiri lagu terakhir dari Ruple Band *hha, sumpah ngasal banget*
Anggota band itu langsung turun dari panggung dan menghampiri manager mereka
“Oke. Buat cakka, gabriel, dan ray kalian boleh langsung pulang” ucap kak oni, manager ruple band
“Lha? Aku sama alvin?” tanya zevana sambil menunjuk dirinya dan alvin
“Kalian harus mengisi acara dulu disebuah stasiun televisi. Yasudah, cepat naik ke dalam mobil” ucap kak oni. Zevana dan alvin langsung masuk ke dalam mobil dan melesat ke tempat acara
“Kita mau ke acara apa coba?” gerutu alvin didalam mobil
“Yaudah sih, kaya gk seneng aja yang ngisi acaranya elu sama zeva” sahut Deva –sahabat alvin- dari kursi depan
“Eh, diem lu ah!” ucap alvin menoyor kepala deva dari belakang
“Eh issh, pada berisik banget sih! Diem deh, gw mau tidur dulu” sembur zevana dari samping alvin yang terganggu tidurnya
“Tuh, si deva” tunjuk alvin pada deva. Sementara deva Cuma diem sambil nyetir
“....” zevana tak menyahut dan memilih melanjutkan kembali tidurnya. Saat melihat alvin yang memperhatikan zevana yang sedang tertidur disampingnya dari kaca spion, deva mempunyai ide cemerlang
‘Gw kerjain lo vin..’ pikirnya sambil tersenyum penuh misteri. Saat ada belokan yang cukup tajam, deva memutar setirnya cukup kencang sehingga membuat zevana oleng dan terjatuh dibahu alvin
“Eh...” alvin kaget dan memperhatikan wajah zevana dari dekat
‘Manis...’ pikirnya
“Seneng kan? Bilang makasih dulu dong sama gw” ucap deva tiba-tiba
“Oh, jadi elu yang bikin zeva buat tidur dibahu gw? BAGUS! GW SENENG BANGET DEV! Hahaha..” pekik alvin. Seketika zevana langsung bangun dan mengangkat kepalanya yang tadi terletak dibahu alvin
“Knp vin? Udah sampe?” tanya zevana sambil mengucek matanya
“Ha? Eh, belom ze!” jawab alvin
“Oh, kirain...” zevana kembali menyenderkan kepalanya pada bahu alvin

****

“Mau tanya nih, katanya lagu band kalian yang judulnya ‘Takkan Pernah Ada’ terinspirasi dari kisah kalian ya?” ucap sang MC. Zevana dan alvin saling bertatapan sambil tersenyum
“Oiya, katanya kalian pacaran ya? Betul gk tuh?” tanya sang MC lagi
“Sebenernya pertanyaannya yang mana? Yang pertama atau kedua?” alvin balik nanya
“Dua-duanya” jawab sang MC. “Jawab yang pertanyaan kedua dulu deh. Apa kalian pacaran?” lanjut MC
“Gmna ya vin? Pacaran gk?” zevana bertanya pada alvin dengan tersenyum geli
“Pacaran gk vin?” tanya MC
“Hha, iya. Baru 2 bulan” jawab alvin, sementara zevana hanya mengangguk dan tersenyum pada si MC
“Kalo soal yang lagu kalian itu tuh, yang lagi nge hits?” tanya si MC lagi
“Kalo itu.....” zevana tersenyum

Flashback On

Zevana dan Rio –pacar lama zeva sebelum alvin- sedang duduk ditangga rumah milik zevana sambil meminum secangkir kopi bikinan zevana. Dilanjut dengan bercanda ditepi kolam, rio menggelitiki pinggang zevana hingga zevana hampir tercebur ke dalam kolam kalau saja rio tidak memeluknya. Setelah rio pulang, zevana melangkah menuju kamarnya dengan perasaan senang. Ditulisnya kejadian hari itu didalam buku hariannya. Ketika zevana membuka novel miliknya, sebuah kertas berwarna pink terjatuh dari buku itu.
“Surat?...” zevana membuka lipatan kertas itu dan ternyata kertas itu berisi puisi cinta *preet
Zevana kembali memeriksa tasnya. Tiba-tiba tangannya menyentuh sesuatu, zevana pun mengambil barang itu. Dan setelah dilihat, itu adalah sebuah kotak kado berbentuk hati warna pink dengan pita berwarna merah.
Zevana benar-benar senang, dia kira semua itu pemberian dari rio kekasihnya. Dia mulai menulis kembali dibuku hariannya sambil bersenandung kecil.

****

Hari itu, anggota Ruple Band sedang berkumpul dan membicarakan tentang lagu baru yang akan mereka ciptakan. Cakka, ray, dan alvin tampak memperhatikan gabriel yang sedang berbicara. Sementara zevana asik dengan blackberrynya dan sesekali tersenyum. Alvin memperhatikan zevana dari ujung matanya.
“Eh, ze! Serius dong, gmna mau terkenal band kita kalo lu kaya gtu? Gk profesional?” tegur gabriel kesal
“Eh, iya-iya..” zevana meletakan handphonenya dan memperhatikan
“Biasalah, yang baru punya pacar” goda cakka. Zevana ray dan cakka tersenyum sementara alvin terus memendam rasa kesal dan cemburunya.
“Udah-udah, berisik” tegur gabriel lagi. Ia kemudian memulai pembicaraan lagi
Cekrek....pintu terbuka. Masuklah seorang cowok dengan baju dan rambut yang sedikit basah karena diluar memang sedang hujan cukup deras. Zevana langsung bangkit dan berdiri ketika tau siapa yang masuk
“Rio?” ucapnya kaget
“Hai ze...” rio hanya tersenyum pada zevana
“Aduh, kok basah semua sih!? Nanti kalo sakit gmna yo?” zevana memegang kedua lengan rio lalu memegang rambutnya.
Alvin menyaksikan pemandangan itu dengan tatapan kesal dan tidak suka. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya
“Vin, calm down..” ucap ray sambil memegang pundak alvin, diikuti cakka yang tersenyum sambil mengangguk. Sementara gabriel masih asik melihat zevana dan rio. Alvin menepis tangan ray kasar dan beranjak pergi dari ruangan itu
“Alvin..” desis ray pelan
“Udahlah, dia butuh sendiri” ucap gabriel pelan sambil menulis sesuatu
“Iya, gw setuju..” cakka mengangguk sambil memetik senar-senar gitarnya

****

Diluar, alvin tampak hujan-hujanan. Ia menendang sebuah papan kayu kecil yang ada didekatnya. Ia kesal dengan apa yang ia liat didalam ruangan tadi. Zevana yang sangat perhatian dengan rio, yang sangat sayang dan cinta pada rio. Dadanya sesak, hatinya sakit, dan itu menyebabkan air mata yang keluar dari kedua matanya
“Aaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrggghh!!!” teriak alvin kencang. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah sedan hitam dengan plat nomor B 12 IO.
Dihampirinya sedan itu, alvin tau kalau sedan itu milik rio. Ditendangnya sebuah spion hingga berantakan. Ia kemudian menuju bagian depan mobil itu dan membuka kap mesinnya, ia perotoli (?) kabel-kabel yang ada disana. Setelah itu, ia menutup kembali kap mesinnya dan pergi dari situ

****

“Gpp kok ze, aku kuat” ucap rio
“Aduh, maaf yo aku lagi rapat nih sama anak-anak. Gmna ya?” kata zevana pada rio
“Mm...yaudah, aku pulang dulu deh” pamit rio
“Gpp yo?” zevana merasa bersalah
“Iya, gpp kok. Yaudah, aku pulang dulu..” rio keluar dari ruangan itu.
Zevana kembali duduk dikursi tempatnya
“Aduh, maaf ya. Gw gatau kalo kaya gini..” ucapnya pada cakka, gabriel, dan ray
“Yo! Gpp..” sahut cakka tersenyum
“Yaudah, terusin yang tadi yel” kata ray
“Jadi konsep lagu berikutnya tuh........” gabriel kembali menjelaskan. Cakka ray dan zevana memperhatikan gabriel serius sambil sesekali mengangguk
“Eh, alvin mana?” tanya zevana yang menyadari tidak adanya alvin
Gabriel dan ray saling pandang, sementara cakka masih memetik senar gitarnya
“Lagi keluar bentar, entar juga balik” sahut cakka masih dengan menatap gitar
“Oh...” zevana mengangguk

****

Dengan basah-basahan, rio memasuki mobilnya. Ia nyalakan mesinnya dan melaju pelan dalam hujan yang cukup deras. Karena ia pikir jalanan sepi, ia mengambil sesuatu yang tadi terjatuh dibawah jok. Tangan kanannya masih memegang setir, sementara tangan kirinya mencari-cari benda yang jatuh sambil menunduk. Tiba-tiba sebuah mobil melaju dari arah berlawanan
Tin....tin....tin....tin....mobil itu membunyikan klaskon
Rio refleks bangkit dan mencoba mengendalikan mobilnya sambil menginjak rem. Tapi sial, remnya mendadak blong dan tabrakan tak terhindarkan
BRAAAAAAKKK!!!!

****

BRAAAAAAKKK!!!!

Zevana terlonjak kaget dan memegangi kedua telinganya. Cakka gabriel dan ray juga menghentikan aktivitas mereka.
“Rio....” zevana bangkit berdiri dan berlari menembus hujan. Cakka gabriel dan ray langsung mengikuti zevana yang berlari sambil hujan-hujanan. Mereka menemukan 2 mobil yang bertabrakan, sedan hitam yang sangat zevana kenal terguling ke samping. Dijalan juga tergelak rio dengan posisi telungkup, darah segar bercucuran dari kepalanya
“Rioooooooooooooooo............” pekik zevana sambil berjongkok dan mengguncang-guncang tubuh kekasihnya *preet
Cakka gabriel dan ray hanya memandangi zevana, dan juga rio yang sudah tergeletak bersimbah darah.
Tiba-tiba sepasang tangan menyentuh zevana dan mengangkatnya, ia lalu membalikan tubuh zevana dan memeluk gadis itu.
Alvin....

****

Alvin memasuki sebuah ruangan yang cukup gelap. Tak lama, ia keluarkan korek dan menyalakan beberapa lilin yang ia taruh diruangan itu. Diseluruh tembok ruangan itu hanya berisi ratusan foto zevana. Ya, anda benar.
Dari dulu hingga sekarang dan untuk selamanya, alvin menyukai...menyayangi...dan mencintai zevana seorang. Sahabatnya dan juga vocalis dari grup bandnya.
Ia mengambil sebuah kertas berwarna pink yang sudah ia lipat, ia lalu menaruh kertas itu kedalam buku zevana. Ia juga menaruh kotak kado berbentuk hati berwarna pink dan berpita merah ditas milik zevana.

****

Itulah alvin...
Apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan cinta zevana, walaupun harus menghilangkan nyawa orang lain...
Ia tersenyum dalam hujan, ia tersenyum karena akhirnya ia berhasil mendapatkan cinta zevana

Flashback Off

“Gitu ceritanya...” ucap zevana diakhiri sebuah senyuman manis
“Wah, romantis ya..” puji sang MC. “Nah, itulah latar belakang terciptanya lagu ‘Takkan Pernah Ada’ yang dinyanyiin sama zevana dkk” lanjut MC

****

“Gmna? Sukses?” tanya deva setelah acara selesai
“Sukses” zevana mengacungkan jempolnya pada deva sambil tersenyum
“Ehem, yaudah ya. Barangkali kalian mau jalan-jalan dulu, gw balik duluan ya” deva menyerahkan kunci mobil pada alvin dan bergegas pergi dari hadapan mereka berdua
“Eh..eh..deva..” seru alvin. Tapi deva tak mendengar dan terus melangkah pergi
“Yuk...” ajak zevana

****

“Kenapa sih vin, kamu nyiptain lagu takkan pernah ada?” tanya zevana saat dijalan
“Karena itu ngegambarin perasaan aku sama kamu” jawab alvin
Zevana hanya tersenyum mendengar jawaban dari alvin
Dia..memang hanya dia
Ku slalu memikirkannya tak pernah ada habisnya
Benar dia...benar hanya dia
Ku slalu menginginkannya belaian dari tangannya
            Mungkin hanya dia harta yang paling terindah
            Di perjalanan hidupku sejak gerak denyut nadiku
            Mungkin hanya dia indahnya sangat berbeda
            Ku haus merindukannya....
Ku ingin kau tahu isi hatiku
Kau lah yang terakhir dalam hidupku
Tak ada yang lain hanya kamu
Tak pernah ada...takkan pernah ada
            Benar dia...benar hanya dia
            Ku slalu menginginkannya belaiannya dari tangannya
            Mungkin hanya dia indahnya sangat berbeda
            Ku haus merindukannya....hoo.....
Ku ingin kau tahu isi hatiku
Kau lah yang terakhir dalam hidupku
Tak ada yang lain hanya kamu
Tak pernah ada...takkan pernah ada...hoo..
            Ku ingin kau slalu di pikiranku
            Kau yang slalu larut dalam darahku
            Tak ada yang lain hanya kamu
            Tak pernah ada...takkan pernah ada...


THE END

2 komentar: