Senin, 16 Mei 2011

BABY TAEYEON part 2

-Author POV-

Eunhyeuk tampak membuka pintu rumahnya. Disana berdiri Leeteuk dengan senyum manisnya.
“Maaf, apa benar ini rumah Kim Taeyeon?” ucap Leeteuk sopan
“Ya, benar. Kau siapa?” jawab dan Tanya Eunhyeuk
“Aku Leeteuk, temannya Taeyeon.” Jawab Leeteuk
“Oh, silakan masuk. Akan kupanggilkan dulu Taeyeon..” Eunhyeuk mempersilakan Leeteuk masuk. Leeteuk hanya tersenyum dan mulai melangkah masuk ke rumah Taeyeon
“TAENG!! ADA CHINGUMU!!” teriak Eunhyeuk keras
“Ne. Tunggu sebentar!!” balas Taeyeon teriak
“Kau ini! Selalu berteriak kalau memanggil Baby..” tegur Hyoyeon pada Eunhyeuk
“Kalau aku tidak teriak, ia pasti tidak dengar!” kilah Eunhyeuk sambil melirik ke dalam mangkuk yang di tenteng Hyoyeon. “Kau membuat sup untuk sarapan?” Tanya Eunhyeuk
“Iya. Ngomong-ngomong, dia siapa?” Hyoyeon mengalihkan pandangannya pada Leeteuk
“Oh, dia Leeteuk. Apa kau namjachingu Taeng?” Tanya Eunyeuk. Leeteuk hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya
“Bukan! Dia bukan namjachingu ku oppa.” Sahut Taeyeon yang baru turun dari kamarnya di lantai dua
“Ya. Terus saja mengelak Kim Taeyeon!” ucap Eunhyeuk datar sambil berlalu ke meja makan, sementara Taeyeon hanya bisa cemberut mendengar ucapan oppanya tadi
“Sudah, jangan diambil hati Baby. Ayo kita sarapan, ayo Leeteuk!” ajak Hyoyeon pada Taeyeon dan Leeteuk
“Tapi oppa jahat onnie!” rajuk Taeyeon
“Sudah. Biar onnie yang nanti bicara dengan Eunhyeuk.” Ucap Hyoyeon
“Kurae! Gomawo onnie..” Taeyeon melangkah dengan riang menuju meja makan diikuti oleh Hyoyeon dan Leeteuk
Taeyeon menarik kursi dan duduk disebelah Eunhyeuk. Tapi baru duduk beberapa detik, Eunhyeuk langsung berbicara pada dongsaeng tersayangnya itu.
“Hei, minggir cepat! Hanya Hyoyeon yang boleh duduk disampingku, duduklah disebelah namjachingumu Taeng!” usir Eunhyeuk
“Uuurrgh! Kau sangat menyebalkan oppa!!” gerutu Taeyeon sambil pindah ke samping Leeteuk

-Taeyeon POV-

Apa-apaan Eunhyeuk oppa? Mengusirku begitu saja! Tidak salah, selama ini aku lebih menyayangi Hyoyeon onnie  Aku pindah ke samping Leeteuk. Ku lihat dia tersenyum ke arahku, uurrgh sebalnya! Hyoyeon onnie menuangkan sup buatannya ke mangkuk Eunhyeuk oppa, mangkukku, Leeteuk, dan terakhir ke mangkuknya. Ia lantas duduk disamping Eunhyeuk oppa.
“Makanlah Baby, Leeteuk. Maaf kalau supnya kurang enak.” Ucap Hyoyeon onnie sambil tersenyum. Aku lantas mencoba sup buatannya, sangat enak. Sudah cantik, baik, pintar, ramah, pintar memasak pula. Beruntung sekali Eunhyeuk oppa memiliki Hyoyeon onnie
“Oppa..”
“Hm?”
“Kau beruntung sekali memiliki Hyoyeon onnie. Dia sangat cantik, baik, pintar, ramah, dan pintar memasak. Sebaiknya kau jangan menyia-nyiakannya atau kau akan kubunuh!” ancamku
“Aku tahu. Sudah, cepat habiskan sarapanmu.” Sahut Eunhyeuk oppa sambil melahap kembali sarapannya
Selesai sarapan, aku pergi jalan-jalan dengan Leeteuk. Sepanjang perjalanan kami hanya diam dan tak bicara, lebih baik begini daripada aku mengomel. Ia lalu memarkirkan mobil sportnya di….
“Taman Kota?? Buat apa kita kesini?” heranku saat kami sampai di Taman Kota Seoul
“Kenapa? Kau tidak suka?” Leeteuk tampak melepas safety beltnya. Aku menggeleng dan melepas safety belt milikku lalu keluar
Leeteuk tampak mengeluarkan sepeda lipat dari bagasi mobilnya, sementara aku hanya memperhatikannya sambil berkacak pinggang. Setelah selesai merakit sepeda lipat itu, ia tampak menyodorkan sepeda itu di hadapanku
“Ayo naik!” ucap Leeteuk, sementara aku mematung. “Kenapa?” tanyanya
“Aku….tidak bisa naik sepeda….” Jawabku jujur sambil menunduk. Ia pasti akan menertawakanku, aku yakin itu
“Yasudah, akan ku ajarkan.” Lain dari dugaanku, ia malah menuntunku untuk naik ke atas sepeda tadi
Sepanjang itu, aku dan Leeteuk menghabiskan waktu untuk bermain sepeda. Lebih tepatnya, Leeteuk mengajariku bagaimana cara naik sepeda. Aku naik, sementara ia mendorong pelan dan memegangi sepeda dari belakang.
Gubraaaaaackkk!!
Aku jatuh terduduk di aspal jalan sambil memegangi pantatku yang sakit membentur kerasnya jalan. Leeteuk tampak menghampiriku dan membantuku berdiri.
“Ah, sudahlah! Aku tak bisa naik sepeda..” omelku lalu melangkah menuju mobil Leeteuk. Aku duduk di atas kap depan mobil Leeteuk, kulihat ia menghampiriku dengan menaiki sepeda. Ia turun dan mengambil sesuatu dari keranjang sepeda lipatnya, lalu menyodorkannya padaku
“Apa?” seruku
“Kau pasti haus kan?” ucapnya. Aku meraih milkshake itu dari tangan Leeteuk dan mulai menghisap isinya, lalu berhenti. “Kau juga pasti haus, minumlah..”
Aku menyodorkan milkshake itu ke hadapan Leeteuk, ia tampak tersenyum lalu memegang kedua tanganku -yg sedang memegang milkshake- lalu menariknya dan meminum milkshakeku masih dengan memegang kedua tanganku. Setelah selesai, ia melepaskan tanganku.
“Ayo kita ke tempat lain.” Ucapnya sambil mengacak pelan rambutku dan masuk ke dalam mobilnya
***
Leeteuk memarkirkan mobilnya di dekat pantai. Aku dan ia sama-sama turun dan melangkah beriringan ke pinggir pantai indah itu. Aku menyipitkan mata karena hari ini memang cukup panas, dengan angin yang bertiup cukup kencang. Kulihat ke samping, Leeteuk tak ada. Beberapa lama kemudian dia kembali dengan topi yang bertengger di atas kepalanya.
“Hei, curang sekali kau memakai topi! Sedangkan aku terbakar panas….” Belum selesai ucapanku, ia menaruh sebuah topi pantai cantik di atas kepalaku

“Kau ini cerewet sekali Baby..” ucap Leeteuk sambil melihat ombak pantai yang lumayan kencang
“Kau juga selalu tersenyum..” balasku tak mau kalah sambil meliriknya. Ia tampak memejamkan matanya merasakan suara debur ombak dan angin pantai yang berhembus, tiba-tiba sebuah ide jahil muncul di otakku
Crrraaaaaatt!!
Leeteuk tampak kaget dan membuka matanya, ia lalu menyentuh mukanya yang kucipratkan air laut. Aku tertawa kecil dan mulai melangkah pergi darinya, takut ia akan membalasku. Dan dugaanku benar, ia menyunggingkan senyum dan menatapku jahil.
“Kau mencari masalah denganku Baby..” ucap Leeteuk sambil berjalan mendekat ke arahku
“Ya. Aku memang sedang mencari masalah denganmu Leeteuk!” aku menjulurkan lidah dan mulai berjalan lebih cepat.
Leeteuk berlari ke arahku, sementara aku juga sibuk berlari menghindar sambil teriak-teriak seperti orang gila. Ia terus mengejarku sementara aku sibuk mempercepat lariku karena ia semakin dekat, tentu saja sambil memegangi topiku agar tidak terbang. Sampai akhirnya aku memperlambat laju lariku karena kelelahan, dan itu membuat Leeteuk berhasil memelukku dari belakang.
“Kau tertangkap Baby..” bisiknya tepat ditelingaku
Aku memberontak agar ia melepaskan pelukannya, tapi itu tak terjadi. Ia malah menguatkan pelukannya dan mengangkatku lalu berputar. Aku hanya tertawa dan berteriak-teriak minta dilepaskan, dan pada akhirnya ia menurut lalu menurunkanku.
“Lelahnya…” ucapku sambil duduk dipasir pantai, kakiku kuluruskan ke depan karena pegal
Leeteuk berjalan menghampiriku, lalu duduk disebelahku. Tapi tiba-tiba ia membaringkan kepalanya di pangkuan kakiku sambil tersenyum ke arahku, sementara aku hanya bisa diam dan menatapnya tak percaya.
“Kau terlihat cantik dari sini Baby..” ucapnya padaku. Aku melepaskan topi yang kugunakan dan menaruhnya di atas wajahnya
“Kau sangat pintar merayu Teukie..” ucapku sambil tersenyum malu
“Aku tidak merayu Baby, tapi aku berbicara fakta.” Sahutnya sambil tersenyum. “Tapi bagiku, darimanapun kau selalu terlihat cantik. Sangat cantik..” lanjutnya
DEG! DEG! DEG!
Kenapa jantungku berdebar kencang mendengar ucapan Leeteuk? Apa aku mulai menyukainya? Tapi, aku kan sangat tidak menyukainya! Bagaimana bisa aku menyukainya? Ini tidak mungkin!
“Tadi kau memanggilku apa? Teukie?” tanyanya
“Eh. Bolehkah?” tanyaku pada Leeteuk
“Boleh. Ku anggap itu panggilan kesayangan untukku darimu..” jawabnya tersenyum. Aku ikut tersenyum, ya. Mungkin itu panggilan kesayanganku untukknya 
“Ayo kita pulang. Tapi sebelumnya kita makan dulu ya.” Ajaknya sambil bangkit berdiri dan mengulurkan tangannya
“Kurae Teukie..” aku tersenyum dan menyambut uluran tangannya
***
Aku dan Teukie makan disebuah restoran tak jauh dari pantai tadi. Kami memesan mie dan mulai melahapnya, kulihat Teukie memakannya dengan sangat lahap. Mungkin dia sangat lapar akibat mengejarku dipantai tadi. Tiba-tiba sesuatu menempel di pinggir bibir Teukie, aku mengambil selembar tisu dan mengelapnya.
“Kalau makan pelan-pelan, kan jadi berantakan..” ucapku mengomel. Kulihat Teukie hanya mendongak dan menatapku dalam diam, membuat aku sadar dan salah tingkah
“Mianhae..” ucapku sambil menunduk
“Tidak apa-apa Baby..” sahutnya sambil tersenyum dan kembali memakan mienya, begitupun denganku
Setelah selesai makan, Teukie mengantarku pulang. Sesampainya di dalam rumah, aku menghampiri Eunhyeuk oppa yang tengah menonton tv di ruang tengah dan duduk disebelahnya.
“Oppa, boleh Taeng bertanya?” tanyaku polos seperti anak kecil
“Kau mau menanyakan apa?” Eunhyeuk oppa mengalihkan pandangannya padaku
“Jadi….” Aku menceritakan terlebih dahulu dari awal sampai akhir. “Menurut oppa bagaimana?” tanyaku setelah menceritakan semuanya
Bukannya menjawab pertanyaanku, Eunhyeuk oppa memukul kepalaku pelan sambil mendelik.
“Kau masih balapan Taeng??” ucap Eunhyeuk oppa dengan nada agak tinggi
“Hehe, hanya satu kali waktu itu!” ucapku sambil mengacungkan jari telunjukku
“Sekali lagi kau balapan, akan kuadukan pada oemma” ancamnya sementara aku hanya cemberut
“Soal pertanyaanku tadi?” ucapku mengalihkan
“Mudah.” Sahut Eunhyeuk oppa
“Mudah? Maksudnya?” tanyaku heran
“Kau mencintainya Taeng.” Jawab Eunhyeuk oppa santai
%%%
3 bulan kemudian….
Hari ini akhirnya datang, hari dimana aku tidak akan menjadi milik Teukie. Seharusnya aku senang, tapi entah kenapa aku sangat tidak bersemangat hari ini. Aku masuk ke dalam kelas dengan lesu dan menunduk, lalu duduk dikursiku. Mungkin yang dikatakan Eunhyeuk oppa benar, aku mencintainya. Aku mencintai Teukie, alias Leeteuk, alias Park Jung Soo.
“Baby!” sapa seseorang, aku mendongakkan kepalaku dan mencoba tersenyum
“Hei, Kyuhyun!” sahutku pada sahabat baikku
“Baby, kau kenapa? Kenapa hari ini kau sangat lesu? Bukankah hari ini hubunganmu berakhir dengan Leeteuk?” Tanya seorang gadis disamping Kyuhyun, ia adalah Seohyun
“Aku hanya tidak enak badan Seohyun.” Jawabku berbohong
***
Wali kelasku masuk ketika pelajaran guru lain tengah berlangsung. Ia memanggil nama Teukie, dan Teukie maju ke depan kelas sambil membawa tas ransel hitam miliknya.
“Hari ini, Park Jung Soo akan pindah dan bersekolah di Belanda. Silakan sampaikan salam perpisahanmu Jungsu..” wali kelasku mempersilakan Teukie mengucapkan salam perpisahannya
“Terima kasih untuk semua teman-teman yang sudah mau berkerja sama dengan saya. Saya juga minta maaf, kalau saya pernah membuat kesalahan” ucap Teukie dengan senyum manisnya
Aku menunduk dan tak berani melihatnya. Kau memang membuat kesalahan Teukie, kesalahan besar. Kau telah membuatku mencintaimu dan kini kau pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun padaku? Tanpa menjelaskan perasaanmu yang sesungguhnya padaku?
Tak kusadari, sungai air mata menghiasi wajah manisku dan aku hanya bisa menunduk. Tidak lucu jika semua teman-temanku tahu kalau aku menangisi kepergian Teukie. Setelah wali kelasku dan Teukie keluar kelas, aku izin pada guru yang sedang mengajar untuk pergi ke toilet. Setelah mendapat izin, aku berlari menyusuri lorong sekolah yang sepi dan berlari keluar area sekolah menuju taman yang tak jauh dari sekolahku. Aku duduk disebuah kursi taman sambil menangis tersedu-sedu.
“Kenapa kau menangis Baby?”
Aku menoleh ke sumber suara. Di hadapanku, Teukie tengah berdiri dengan senyumnya dan sorot matanya yang terlihat sulit diaritkan. Aku menjawab dengan menggelengkan kepalaku, Teukie tampak duduk disebelahku dan merangkulku.
“Kau pasti menangis karenaku kan?” ucapnya tiba-tiba. Aku diam tak menjawab dan sibuk menangis, karena ia benar! Aku menangis karenanya
“Baby. Sejujurnya aku mencintaimu, sangat mencintaimu..” ucap Teukie sambil mengangkat daguku agar aku ataupun dia bisa melihat masing-masing wajah kami
“Aku juga Teukie. Aku mencintaimu..” ucapku pelan
Teukie tersenyum tipis dan memelukku dengan erat. Aku hanya bisa menenggelamkan wajahku di dadanya dan menangis sepuasnya.
“Aku janji Baby, aku akan kembali untukmu. Aku akan kembali dalam waktu 4 tahun, tunggulah aku disini Baby..” bisik Teukie
%%%
4 tahun kemudian….
Aku duduk di sebuah ayunan di taman dekat sekolahku dulu. Seorang anak kecil perempuan menghampiriku dengan es krim ditangannya dan juga mulutnya yang belepotan.
“Taeng ahjumma kenapa? Daritadi diam! Taeng ahjumma mau es krim ku?” anak kecil perempuan tadi menyodorkan es krimnya padaku
Aku tersenyum, “Tidak, ahjumma tidak ingin es krimmu. Sebaiknya habiskan es krim milikmu Yuri, sebelum meleleh.. ” ucapku
“Kurae ahjumma..” anak kecil tadi melahap es krimnya lahap.
Anak kecil perempuan tadi adalah Kwon Yuri, keponakanku sekaligus anak pertama Eunhyeuk oppa dan Hyoyeon onnie. Memang, tak lama setelah Teukie pergi oppaku dan Hyoyeon onnie menikah. Setelah beberapa bulan menikah, mereka dikaruniai oleh seorang gadis cilik yang menurutku sangat unik. Fisiknya mirip Hyoyeon onnie, tapi sifatnya mirip dengan appanya Eunhyeuk oppa.
“Yuri! Yuri!” seseorang memanggil manggil nama Yuri, yang kutebak sebagai suara Hyoyoen onnie
“Oemma! Aku disini..” Yuri menyahut panggilan oemmanya
Hyoyeon onnie tampak menghampiriku dan Yuri, ia lantas memeluk Yuri dan mengelus rambutnya. Tak lama setelah itu, Eunhyeuk oppa datang dan langsung menggendong Yuri.
“Kau ingin menculik keponakanmu sendiri ya Taeng?” seru Eunhyeuk oppa
“Tadi Yuri kok yang menghampiri Taeng ahjumma..” sahut Yuri membelaku
“Nah, kau dengar sendiri dari anakmu kan? Jangan asal menuduhku oppa!” ucapku sambil menjulurkan lidah ke arah Eunhyeuk oppa
“Dasar kau..” Eunhyeuk oppa tampak mengacak pelan rambutku
“Appa kemarin berjanji padaku kan, ingin mengajakku jalan-jalan??” ucap Yuri pada Eunhyeuk
“Iya, baiklah ayo kita pergi. Beri salam dulu pada Taeng ahjumma” sahut Eunhyeuk oppa
“Taeng ahjumma, Yuri pergi jalan-jalan dulu. Sampai jumpa” Yuri melambaikan tangannya padaku
“Ya, Yuri” aku balas melambaikan tangan
“Baiklah, kami pergi dulu Baby. Oh ya, seseorang menitipkan ini padamu” Hyoyeon onnie tampak mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah dari dalam tasnya dan meyerahkannya padaku
“Dari siapa onnie?” tanyaku heran
“Nanti juga kau tahu, ayo jagiya..” sahut Eunhyeuk oppa. Mereka bertiga lantas pergi dari hadapanku
Aku membuka kotak merah tadi dengan tanda tanya besar dikepalaku. Dan tanda Tanya besar dikepalaku hilang ketika melihat isi kotak itu, sepasang cincin perak.

“Cincin??” gumamku
“Itu cincin pertunanganku..” ucap seseorang
Aku menoleh ke depan dan mendapati seseorang yang sangat kurindukan sejak 4 tahun yang lalu. Sekarang ia berdiri dihadapanku dengan raut muka yang tampak…..sedih??
Aku bangkit berdiri dan menatap lekat wajah dan matanya, tidak ada yang berubah sama sekali darinya, hanya saja sekarang ia tidak tersenyum padaku.
“Teukie??” ucapku menahan senyum
“Mian Baby…” ia tiba-tiba memelukku erat
“Kenapa?” tanyaku bingung
“Besok aku akan bertunangan, mian..” jawabnya
APA?? Jadi penantianku selama ini sia-sia? Ia kembali dan akan bertunangan dengan orang lain? Lalu apa gunanya selama ini aku menunggunya? Menunggu dia memenuhi janjinya yang akan kembali untukku?
Ku rasakan air mata turun dengan deras melewati pipiku dan menetes dari daguku. Aku menenggelamkan wajahku pada dada Teukie, setelah beberapa menit ku beranikan diri mengangkat wajahku dan menatapnya.
“Kau, akan bertunangan dengan siapa Teukie?” Tanyaku dengan suara bergetar menahan tangis yang mungkin beberapa detik lagi akan meledak
“Aku akan bertunangan dengan….” Ia tak melanjutkan kata-katanya dan kembali memelukku
“Dengan siapa Teukie?” tanyaku gusar dan mulai menangis lagi
“Dengamu jagiya….” Bisiknya
“MWO???”
%%%
Aku tersenyum saat Teukie memasangkan sebuah cincin perak pada jari manis kiriku, ia tampak mencium tanganku dan tersenyum.
“Saranghae Kim Taeyeon..” ucapnya pelan, dan aku hanya bisa tersenyum
***
Aku dan Teukie berjalan menyusuri pasir pantai yang pernah aku kunjungi waktu bersamanya. Ia menggenggam tanganku lembut dengan sesekali mengayunkannya pelan. Ia lalu berhenti, membuatku heran dan berbalik lalu berdiri dihadapannya.
“Kenapa Teukie?” tanyaku sambil memegang kedua pipinya
Ia tersenyum dan memegang daguku dengan tangan kanannya. Aku tersenyum dan melingkarkan kedua tanganku pada lehernya, dan memejamkan mata. Kurasakan ia tampak medekatkan wajahnya ke wajahku sehingga wajah kami sekarang hanya berjarak beberapa centi lagi dan….
CUP
Ia mencium bibirku untuk kedua kalinya. Rasanya masih sama saat pertama kali ia mencuri first kiss ku, ia menciumku dengan perlahan dan lembut. Setelah kurang lebih 15 detik, ia menjauhkan wajahnya dari wajahku. Kami hanya saling melempar senyum, sampai akhirnya aku memeluknya dan ia membalas pelukanku.
“I love you Baby Taeyeon..” bisiknya tepat ditelingaku
Entahlah, sudah berkali-kali ia mengucapkan kata-kata itu dalam berbagai bahasa. Tapi aku sama sekali tidak bosan mendegarnya, bahkan aku sangat senang ia mengulang kata-kata itu.
“I love you too Teukie” balasku sambil berbisik dan tersenyum

-THE END-