Selasa, 18 Januari 2011

DARAH GARUDA






DARAH GARUDA adalah film ke 2 dari sebuah trilogy MERAH PUTIH. Film ini merupakan fiksi sejarah yang mengambil perang gerilya di tahun 1947 sebagai inspirasi.

Epik penuh dengan action yang tegang dan dipotret dengan brilian oleh aktor-aktor berbakat papan atas Indonesia, film DARAH GARUDA menceritakan pengalaman tersebut.
Walaupun memiliki latar belakang yang berbeda dan kadang ada konflik yang menajam karena perbedaan dalam hal kepribadian, kelas sosial dan agama keempat lelaki muda itu mampu bersatu melawan Belanda. Mereka dipersatukan oleh rasa kebangsaan dan patriotisme. Dengan berani mereka melancarkan sebuah serangan terhadap kamp tawanan milik Belanda, dan berhasil sekaligus menyelamatkan para perempuan yang mereka cintai.
Pada suatu saat, para kadet ini memperoleh sebuah tugas yang sangat rahasia. Melakukan serangan gaya komando di daerah Jawa Barat, menggempur sebuah lapangan udara vital untuk melawan kezaliman yang telah dilakukan Jendral Van Mook pada Agustus 1947. Ketika sedang berada didalam hutan, mereka bertemu dengan kelompok lain yang ternyata adalah kelompok separatis. Kelompok ini dapat menjadi sekutu baru para kadet tetapi juga berpotensi diantara mereka ada pengkhianat karena menjadi mata-mata kolonial Belanda.
Terkepung, baik oleh musuh dari luar maupun dari dalam, para pejuang harus bersatu dan saling percaya karena mereka berjuang demi satu tujuan: Kemerdekaan Indonesia.



Pemain :

Teuku Rifnu Wikana (Dayan)

Nama                                : Teuku Rifnu Wikana
Tempat Tanggal Lahir        : Pematang Siantar, 3 Agustus 1980
Anak ke                            : 3 dari 8 bersaudara
Nama Ayah                       : Teuku Syarifuddin
Nama Ibu                          : Cut Nur Asiah
Tinggi/Berat Badan            : 181cm/73kg
Hobi                                 : Nonton teater, film, tari, baca
Donny Alamsyah (Thomas)
 
Nama                                 : Donny Alamsyah
Tempat Tanggal Lahir         : 7 Desember 1978

Lukman Sardi (Amir)



Nama                                : Lukman Sardi
Tempat Tanggal Lahir        : Jakarta, 14 Juli 1971
Nama Ayah                       : Idris Sardi
Nama Ibu                          : Zerlita
Darius Sinathrya (Marius)
 
Nama                                : Darius Sinathrya Kartoprawiro
Tempat Tanggal Lahir        : Kloten, Swiss, 21 Mei 1985

 NB: Maaf kalo ada yang cacat ya. haha :D

 

Minggu, 16 Januari 2011

Takkan Pernah Ada









Takkan Pernah Ada



Ku ingin kau slalu di fikiranku
Kau yang slalu larut dalam darahku
Tak ada yang lain hanya kamu
Tak pernah ada...
Takkan pernah ada...

Prok...prok...prok...
Tepuk tangan riuh dari seluruh penonton mengakhiri lagu terakhir dari Ruple Band *hha, sumpah ngasal banget*
Anggota band itu langsung turun dari panggung dan menghampiri manager mereka
“Oke. Buat cakka, gabriel, dan ray kalian boleh langsung pulang” ucap kak oni, manager ruple band
“Lha? Aku sama alvin?” tanya zevana sambil menunjuk dirinya dan alvin
“Kalian harus mengisi acara dulu disebuah stasiun televisi. Yasudah, cepat naik ke dalam mobil” ucap kak oni. Zevana dan alvin langsung masuk ke dalam mobil dan melesat ke tempat acara
“Kita mau ke acara apa coba?” gerutu alvin didalam mobil
“Yaudah sih, kaya gk seneng aja yang ngisi acaranya elu sama zeva” sahut Deva –sahabat alvin- dari kursi depan
“Eh, diem lu ah!” ucap alvin menoyor kepala deva dari belakang
“Eh issh, pada berisik banget sih! Diem deh, gw mau tidur dulu” sembur zevana dari samping alvin yang terganggu tidurnya
“Tuh, si deva” tunjuk alvin pada deva. Sementara deva Cuma diem sambil nyetir
“....” zevana tak menyahut dan memilih melanjutkan kembali tidurnya. Saat melihat alvin yang memperhatikan zevana yang sedang tertidur disampingnya dari kaca spion, deva mempunyai ide cemerlang
‘Gw kerjain lo vin..’ pikirnya sambil tersenyum penuh misteri. Saat ada belokan yang cukup tajam, deva memutar setirnya cukup kencang sehingga membuat zevana oleng dan terjatuh dibahu alvin
“Eh...” alvin kaget dan memperhatikan wajah zevana dari dekat
‘Manis...’ pikirnya
“Seneng kan? Bilang makasih dulu dong sama gw” ucap deva tiba-tiba
“Oh, jadi elu yang bikin zeva buat tidur dibahu gw? BAGUS! GW SENENG BANGET DEV! Hahaha..” pekik alvin. Seketika zevana langsung bangun dan mengangkat kepalanya yang tadi terletak dibahu alvin
“Knp vin? Udah sampe?” tanya zevana sambil mengucek matanya
“Ha? Eh, belom ze!” jawab alvin
“Oh, kirain...” zevana kembali menyenderkan kepalanya pada bahu alvin

****

“Mau tanya nih, katanya lagu band kalian yang judulnya ‘Takkan Pernah Ada’ terinspirasi dari kisah kalian ya?” ucap sang MC. Zevana dan alvin saling bertatapan sambil tersenyum
“Oiya, katanya kalian pacaran ya? Betul gk tuh?” tanya sang MC lagi
“Sebenernya pertanyaannya yang mana? Yang pertama atau kedua?” alvin balik nanya
“Dua-duanya” jawab sang MC. “Jawab yang pertanyaan kedua dulu deh. Apa kalian pacaran?” lanjut MC
“Gmna ya vin? Pacaran gk?” zevana bertanya pada alvin dengan tersenyum geli
“Pacaran gk vin?” tanya MC
“Hha, iya. Baru 2 bulan” jawab alvin, sementara zevana hanya mengangguk dan tersenyum pada si MC
“Kalo soal yang lagu kalian itu tuh, yang lagi nge hits?” tanya si MC lagi
“Kalo itu.....” zevana tersenyum

Flashback On

Zevana dan Rio –pacar lama zeva sebelum alvin- sedang duduk ditangga rumah milik zevana sambil meminum secangkir kopi bikinan zevana. Dilanjut dengan bercanda ditepi kolam, rio menggelitiki pinggang zevana hingga zevana hampir tercebur ke dalam kolam kalau saja rio tidak memeluknya. Setelah rio pulang, zevana melangkah menuju kamarnya dengan perasaan senang. Ditulisnya kejadian hari itu didalam buku hariannya. Ketika zevana membuka novel miliknya, sebuah kertas berwarna pink terjatuh dari buku itu.
“Surat?...” zevana membuka lipatan kertas itu dan ternyata kertas itu berisi puisi cinta *preet
Zevana kembali memeriksa tasnya. Tiba-tiba tangannya menyentuh sesuatu, zevana pun mengambil barang itu. Dan setelah dilihat, itu adalah sebuah kotak kado berbentuk hati warna pink dengan pita berwarna merah.
Zevana benar-benar senang, dia kira semua itu pemberian dari rio kekasihnya. Dia mulai menulis kembali dibuku hariannya sambil bersenandung kecil.

****

Hari itu, anggota Ruple Band sedang berkumpul dan membicarakan tentang lagu baru yang akan mereka ciptakan. Cakka, ray, dan alvin tampak memperhatikan gabriel yang sedang berbicara. Sementara zevana asik dengan blackberrynya dan sesekali tersenyum. Alvin memperhatikan zevana dari ujung matanya.
“Eh, ze! Serius dong, gmna mau terkenal band kita kalo lu kaya gtu? Gk profesional?” tegur gabriel kesal
“Eh, iya-iya..” zevana meletakan handphonenya dan memperhatikan
“Biasalah, yang baru punya pacar” goda cakka. Zevana ray dan cakka tersenyum sementara alvin terus memendam rasa kesal dan cemburunya.
“Udah-udah, berisik” tegur gabriel lagi. Ia kemudian memulai pembicaraan lagi
Cekrek....pintu terbuka. Masuklah seorang cowok dengan baju dan rambut yang sedikit basah karena diluar memang sedang hujan cukup deras. Zevana langsung bangkit dan berdiri ketika tau siapa yang masuk
“Rio?” ucapnya kaget
“Hai ze...” rio hanya tersenyum pada zevana
“Aduh, kok basah semua sih!? Nanti kalo sakit gmna yo?” zevana memegang kedua lengan rio lalu memegang rambutnya.
Alvin menyaksikan pemandangan itu dengan tatapan kesal dan tidak suka. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya
“Vin, calm down..” ucap ray sambil memegang pundak alvin, diikuti cakka yang tersenyum sambil mengangguk. Sementara gabriel masih asik melihat zevana dan rio. Alvin menepis tangan ray kasar dan beranjak pergi dari ruangan itu
“Alvin..” desis ray pelan
“Udahlah, dia butuh sendiri” ucap gabriel pelan sambil menulis sesuatu
“Iya, gw setuju..” cakka mengangguk sambil memetik senar-senar gitarnya

****

Diluar, alvin tampak hujan-hujanan. Ia menendang sebuah papan kayu kecil yang ada didekatnya. Ia kesal dengan apa yang ia liat didalam ruangan tadi. Zevana yang sangat perhatian dengan rio, yang sangat sayang dan cinta pada rio. Dadanya sesak, hatinya sakit, dan itu menyebabkan air mata yang keluar dari kedua matanya
“Aaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrggghh!!!” teriak alvin kencang. Tiba-tiba matanya tertuju pada sebuah sedan hitam dengan plat nomor B 12 IO.
Dihampirinya sedan itu, alvin tau kalau sedan itu milik rio. Ditendangnya sebuah spion hingga berantakan. Ia kemudian menuju bagian depan mobil itu dan membuka kap mesinnya, ia perotoli (?) kabel-kabel yang ada disana. Setelah itu, ia menutup kembali kap mesinnya dan pergi dari situ

****

“Gpp kok ze, aku kuat” ucap rio
“Aduh, maaf yo aku lagi rapat nih sama anak-anak. Gmna ya?” kata zevana pada rio
“Mm...yaudah, aku pulang dulu deh” pamit rio
“Gpp yo?” zevana merasa bersalah
“Iya, gpp kok. Yaudah, aku pulang dulu..” rio keluar dari ruangan itu.
Zevana kembali duduk dikursi tempatnya
“Aduh, maaf ya. Gw gatau kalo kaya gini..” ucapnya pada cakka, gabriel, dan ray
“Yo! Gpp..” sahut cakka tersenyum
“Yaudah, terusin yang tadi yel” kata ray
“Jadi konsep lagu berikutnya tuh........” gabriel kembali menjelaskan. Cakka ray dan zevana memperhatikan gabriel serius sambil sesekali mengangguk
“Eh, alvin mana?” tanya zevana yang menyadari tidak adanya alvin
Gabriel dan ray saling pandang, sementara cakka masih memetik senar gitarnya
“Lagi keluar bentar, entar juga balik” sahut cakka masih dengan menatap gitar
“Oh...” zevana mengangguk

****

Dengan basah-basahan, rio memasuki mobilnya. Ia nyalakan mesinnya dan melaju pelan dalam hujan yang cukup deras. Karena ia pikir jalanan sepi, ia mengambil sesuatu yang tadi terjatuh dibawah jok. Tangan kanannya masih memegang setir, sementara tangan kirinya mencari-cari benda yang jatuh sambil menunduk. Tiba-tiba sebuah mobil melaju dari arah berlawanan
Tin....tin....tin....tin....mobil itu membunyikan klaskon
Rio refleks bangkit dan mencoba mengendalikan mobilnya sambil menginjak rem. Tapi sial, remnya mendadak blong dan tabrakan tak terhindarkan
BRAAAAAAKKK!!!!

****

BRAAAAAAKKK!!!!

Zevana terlonjak kaget dan memegangi kedua telinganya. Cakka gabriel dan ray juga menghentikan aktivitas mereka.
“Rio....” zevana bangkit berdiri dan berlari menembus hujan. Cakka gabriel dan ray langsung mengikuti zevana yang berlari sambil hujan-hujanan. Mereka menemukan 2 mobil yang bertabrakan, sedan hitam yang sangat zevana kenal terguling ke samping. Dijalan juga tergelak rio dengan posisi telungkup, darah segar bercucuran dari kepalanya
“Rioooooooooooooooo............” pekik zevana sambil berjongkok dan mengguncang-guncang tubuh kekasihnya *preet
Cakka gabriel dan ray hanya memandangi zevana, dan juga rio yang sudah tergeletak bersimbah darah.
Tiba-tiba sepasang tangan menyentuh zevana dan mengangkatnya, ia lalu membalikan tubuh zevana dan memeluk gadis itu.
Alvin....

****

Alvin memasuki sebuah ruangan yang cukup gelap. Tak lama, ia keluarkan korek dan menyalakan beberapa lilin yang ia taruh diruangan itu. Diseluruh tembok ruangan itu hanya berisi ratusan foto zevana. Ya, anda benar.
Dari dulu hingga sekarang dan untuk selamanya, alvin menyukai...menyayangi...dan mencintai zevana seorang. Sahabatnya dan juga vocalis dari grup bandnya.
Ia mengambil sebuah kertas berwarna pink yang sudah ia lipat, ia lalu menaruh kertas itu kedalam buku zevana. Ia juga menaruh kotak kado berbentuk hati berwarna pink dan berpita merah ditas milik zevana.

****

Itulah alvin...
Apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan cinta zevana, walaupun harus menghilangkan nyawa orang lain...
Ia tersenyum dalam hujan, ia tersenyum karena akhirnya ia berhasil mendapatkan cinta zevana

Flashback Off

“Gitu ceritanya...” ucap zevana diakhiri sebuah senyuman manis
“Wah, romantis ya..” puji sang MC. “Nah, itulah latar belakang terciptanya lagu ‘Takkan Pernah Ada’ yang dinyanyiin sama zevana dkk” lanjut MC

****

“Gmna? Sukses?” tanya deva setelah acara selesai
“Sukses” zevana mengacungkan jempolnya pada deva sambil tersenyum
“Ehem, yaudah ya. Barangkali kalian mau jalan-jalan dulu, gw balik duluan ya” deva menyerahkan kunci mobil pada alvin dan bergegas pergi dari hadapan mereka berdua
“Eh..eh..deva..” seru alvin. Tapi deva tak mendengar dan terus melangkah pergi
“Yuk...” ajak zevana

****

“Kenapa sih vin, kamu nyiptain lagu takkan pernah ada?” tanya zevana saat dijalan
“Karena itu ngegambarin perasaan aku sama kamu” jawab alvin
Zevana hanya tersenyum mendengar jawaban dari alvin
Dia..memang hanya dia
Ku slalu memikirkannya tak pernah ada habisnya
Benar dia...benar hanya dia
Ku slalu menginginkannya belaian dari tangannya
            Mungkin hanya dia harta yang paling terindah
            Di perjalanan hidupku sejak gerak denyut nadiku
            Mungkin hanya dia indahnya sangat berbeda
            Ku haus merindukannya....
Ku ingin kau tahu isi hatiku
Kau lah yang terakhir dalam hidupku
Tak ada yang lain hanya kamu
Tak pernah ada...takkan pernah ada
            Benar dia...benar hanya dia
            Ku slalu menginginkannya belaiannya dari tangannya
            Mungkin hanya dia indahnya sangat berbeda
            Ku haus merindukannya....hoo.....
Ku ingin kau tahu isi hatiku
Kau lah yang terakhir dalam hidupku
Tak ada yang lain hanya kamu
Tak pernah ada...takkan pernah ada...hoo..
            Ku ingin kau slalu di pikiranku
            Kau yang slalu larut dalam darahku
            Tak ada yang lain hanya kamu
            Tak pernah ada...takkan pernah ada...


THE END

Bali to Remember



Bali to Remember

 Keke P.O.V



“Ke, yakin semuanya udh dibawa?” tanya mamah ke gw yang lagi sibuk beresin koper
“Iya mah, keke yakin kok” jawab gw sekenanya
“Yaudah kalo gtu, nanti kalo ada apa-apa telpon mamah atau papah aja ya” pesen mamah
Gw langsung berhenti beresin koper dan nyamperin mamah yang lagi nyari sesuatu di dalam tasnya
“Mamah beneran mau langsung balik lagi ke london?” gw berkacak pinggang didepan mamah gw. Mamah langsung ngeluarin tiket pesawatnya dan natap gw
“Iya. Kasian papah sendirian disana” mamah senyum manis. Gw melengos dan langsung jalan ke arah sofa yang ada dideket mamah
“Keke kan juga sendiri mah disini” adu gw
“Ayolah ke, Cuma 1 tahun kok disini. Ok?” mamah megang pipi chubby gw sambil senyum
“Hh, iya-iya” gw tepis pelan tangan mamah dan langsung berdiri di ambang pintu rumah keluarga gw yang ada di Bali. Di luar gw liat pak maman yang udah siap di samping alpard hitam yang mamah tinggalin buat gw
“Yaudah ya ke, mamah berangkat dulu. Kamu hati-hati disini, jangan nakal, jangan tidur kemaleman, makannya yang teratur --....”
“Iya mah, keke tau kok!” potong gw begitu mamah mulai ngeluarin kata-kata panjangnya
“Yaudah, see you honey” mamah nyium kening gw dan langsung masuk ke mobil
“Honey..honey..emg gw madu!?” gerutu gw sambil manyun dan jalan ke dalem. Bi ijah Cuma senyum liat kelakuan gw
“Bi, tolong angkatin koper keke ya ke kamar. Keke mau mandi dulu” gw langsung tancap ke kamar mandi. Gk sabar besok, sekolah baru.....i’m coming!!!!!

%%%

‘Oh, ini dia kelas 12 IPA 3’ pikir gw pas sampe dipintu salah satu kelas
Tok...tok...tok...ketukan tangan gw berhasil ngebuat guru cantik yang lagi ngajar didalem nengok dan jalan ke arah gw
“Kamu, keke?” guru cantik itu nanya ke gw
“Iya bu” gw ngangguk sambil senyum
“Ayo masuk” ajaknya. Gw sama guru cantik itu langsung masuk ke kelas yang menurut gw....?? yah, lumayan ancur lah! Ada seorang anak cowok yang menurut gw gayanya SOK BANGET. Dia lagi ngunyah sesuatu dan nengok ke arah luar, udah gitu pake topi yang menurut gw aneh. Nenek-nenek ompong juga tau kalo DILARANG MEMAKAI TOPI SAAT JAM PELAJARAN.
“Ayo keke, silakan perkenalkan diri kamu” ucap guru cantik itu ramah. Kalo dilihat dari name tag yang ada di dada sebelah kirinya namanya Winda Viska S.Pd ==> who care?
“Nama sa--...” baru mau ngomong, cowok yang tadi langsung rusuh dan jatuh dari bangkunya.
KRUMPYANG! JEGER! BUUUGGH! PRAANG! NGEK NGOK (?)
Sontak anak-anak dikelas baru gw langsung ngakak guling-guling lihat dia. Dianya sih sook cool, padahal gw tahu kalo dia nahan pantatnya yang nyeri. Dia langsung ngambil bangkunya yang somplak dan duduk lagi
DEVA, tolong ya diam sebentar” ucap bu Winda. Cowok rusuh tadi langsung ngangguk sambil cengengesan
“Nama saya Gabriel Angelina Thalita Pangemanan, nicknya Keke-...” cowok rusuh tadi nyela omongan gw lagi
“Hah, darimana asal kata keke!? Ckck, yang bener aja” cowok itu geleng-geleng sambil cekikikan
“Deva, kalau kamu tidak bisa diam silakan keluar kelas saya” ucap bu Winda tegas. Cowok rusuh tadi langsung kicep
“Saya dari Semarang, terima kasih” gw akhirin perkenalan gw dengan senyum manis
“Ok keke, silakan duduk disebelah dia” tunjuk bu Winda pada seorang anak perempuan berambut ikal panjang yang lagi senyum ke arah gw. Bangku sebelahnya emang kosong, tapi.......
“Ayo keke...” tegur bu Winda
“Eh, iya bu” gw jalan ke arah bangku tadi dan duduk di sana. Temen sebangku gw langsung senyum lebar
“Hey, gw acha” cewek si rambut ikal itu ngulurin tangannya ke arah gw. Baru mau gw jabat, udah ada orang yang nyamber tangannya
Ray..” ucap cowok yang duduk persis dibelakang dia sambil senyum manis
“Issh, apa sih!? Gw gk ngomong sama lo” cewek si rambut ikal nepis kasar tangan cowok tadi
“Cikiciw, neng acha ngambek!” kata cowok tadi
“Atuuuuuutt....” ucap cowok yang duduk disebelahnya. Gw nengok sebentar trus liat ke arah cowok itu dan langsung balik lagi ke arah depan
“Knp lu? Berasa jijay bgt liat gw” ucap cowok yang tadi gw liat dengan nada gk suka
“Emg jijay kok” gw langsung nyahut omongan cowok itu
DEVA, KEKE, apa kalian bisa diam??” bu Winda sedikit ngebentak dari arah depan
“Maaf bu” ucap gw nunduk. Bu Winda langsung nulis lagi di whiteboard
“Gw acha” si cewek ikal ngulurin tangannya lagi
“Keke...” gw jabat tangan si cewek ikal itu alias acha

****

“Jadi, bokap lo pindah tugas ke london?” tanya acha. Saat ini gw dan dia lagi di kantin sekolah sambil makan bakso
“Iya” jawab gw singkat
“Tapi kenapa lo malah pindah ke bali?” tanya acha sambil ngunyah baksonya
“Telen dulu” ucap gw sambil senyum, acha Cuma cengengesan trus buru-buru nelen baksonya. “Ya, gatau gw juga. Gw mah sebagai anak nurut aja apa kata orang tua” lanjut gw sambil ngaduk jus alpukat yang masih setengah. Acha diem dan langsung masukin bakso lagi ke mulutnya
“Neng acha....” seru seseorang kenceng. Refleks si acha ngeluarin baksonya yang udah masuk ke mulut trus batuk. Gw langsung nyodorin minumnya
“Ray!!!” teriak acha marah. Gw liat disamping meja gw duduk 2 cowok yang tadi ada dikelas. Yang satu, lagi cengar cengir ke arah acha. Yang satu lagi, asik makan mie ayamnya dengan LAHAP.
“Iyuuukh....” gw bergidik ngeri liat dia. Ngerasa diperhatiin, cowok itu langsung nengok ke arah gw
“Apa lu?” semprotnya
“Eh, lu kalo makan pelan sedikit kek. Kaya lagi dikejar rentenir aja makannya cepet banget!” omel gw. Ilfeel banget liat tuh cowok makan, bisa ilang napsu makan gw
“Yang bayar gw, yang makan gw, apa hak lo ngomel-ngomel?” tantang cowok itu, atau bisa disebut DEVA
“Ya sopan dikit gtu. Perhatiin tuh orang-orang yang disekitar lu, keganggu kali sama cara makan lo itu!” balas gw gk mau kalah. “Eh, lo itu anak baru! Gk usah sok deh disini..” bentak deva
“So, kalo gw anak baru knp? Salah? Iya? Lagian kalo bukan karna orangtua, gw gk bakal mau masuk kesini dan liat MUKA JIJAY LO ITU!!!” ucap gw melotot. Oke, sepertinya gw menang. Dilihat dari tingkahnya yang mulai gelagapan dan akhirnya milih pergi ninggalin kantin yang langsung diikutin sama Ray. Berasa jadi tontonan gratis, gw langsung duduk lagi dibangku gw.
“Ke, keren bgt lo! Belum pernah ada yang berani ngelawan sama deva kaya tadi” puji acha.
Apa acha bilang? Belum pernah? Kenapa? Dia kan anaknya sok, belagu, gk punya sopan santun, kenapa gk ada yang berani ngelawan cowok kaya dia!?
“Belum pernah? Emg knp?” tanya gw heran
“Dia kan anaknya yang punya yayasan dengan santai, acha ngejawab pertanyaan gw barusan.
GLEK! Apa acha bilang? Si deva anaknya yang punya yayasan? Mati lo ke! Hari pertama sekolah udah bikin masalah aja.
“Knp lo gk ngasih tau gw sebelumnya?” tanya gw sedikit kesel sama acha
“Lha? Lo kagak nanya ke gw, lagian elu nyerocos aja ngeritikin si deva-,-” jawab acha
“Yah, trus trus..nasib gw gmna dong cha?” keluh gw sambil nyender di bangku kantin
“Tenang. Walaupun deva gitu, sebenernya dia baik kok ke. Jadi gk usah khawatir” acha nepuk-nepuk pundak gw

%%%

BOSEN
Cuma satu kata yang bisa gw ungkapkan sekarang ini *cuiih*. Masa iya dari tadi gw Cuma baca novel/majalah sambil ngutak-ngatik BB. Pengen main ke rumah acha, eh...gw lupa nanya alamat rumah sama nomor hapenya. Yaudah, inilah jadinya..
Sabtu sore ku sendiri..tiada yang menemani~ *preet lagu jaman emak gw ini mah*
Eh, jam 5 sore ya? Hahaseek! Gw langsung ngambil tas kecil gw dan melesat turun ke bawah dan nyamperin pak maman yang lagi nyeruput kopinya
“Pak!” gw nepuk pundak pak maman. Pak maman langsung keselek, gw Cuma bisa cengengesan sambil minta maaf.
“Knp non keke?” tanya pak maman setelah keseleknya sembuh
“Ayo cepet naik ke mobil pak!” gw narik-narik tangan pak maman
“Adu duh, tapi mau kemana non?” tanya pak maman
“Udah, jangan banyak nanya. Masuk..” gw dorong pak maman ke kursi belakang setir. Abis itu gw langsung masuk ke pintu belakang dan nyari posisi PW
“Kita mau kemana non?” tanya pak maman
Gw senyum lebar “ ke pantai KUTA!!” seru gw senang. Pak maman senyum sambil geleng-geleng dan mulai nyalain mesin mobil.

****

“Bapak pulang aja pak, kasian. Tadi kopinya blm abis” gw nyuruh pak maman balik ke rumah
“Lho? Nanti non keke?” kata pak maman bingung
“Udah, nanti keke bisa naik taksi atau apalah nanti. Kan keke sering ke bali pak, udah sono” gw dorong tubuh kurus pak maman. Akhirnya pak maman masuk ke mobil dan balik ke rumah. Gw langsung jalan nyari tempat PW buat ngeliat sunset indah di pantai kuta. Dan akhirnya ketemu, tempatnya jauh dari air. Gw langsung duduk di pasir pantai kuta nungguin matahari tenggelam.
‘Hh, udah lama gw gk kesini..’ gw senyum mandangin pantai kuta yang masih sama kaya dulu, tetep rame *lucu gitu no!?*

Deva P.O.V

Setelah markirin motor ninja merah gw dipinggir jalan raya deket pantai kuta, gw langsung jalan nyusurin pantai yang terkenal di pulau gw dilahirin ==> don’t care
Gw liat seorang cewek yang lagi duduk dipasir kuta sambil meluk lututnya. Gw sipitan mata dan jalan ke arah cewek itu
KEKE??” seru gw setelah tau siapa cewek itu. Cewek itu alias ==> KEKE langsung berdiri
“Ngapain lo disini?” tanya keke ke gw
“Hh, suka-suka gw mau ngapain! Hak gw dong. Knp? Mau ngelarang-larang gw lagi? Mau ngomelin gw lagi? Silakan! Palingan gk ada yang perduli sama ocehan lo itu” jawab gw panjang lebar. Gw liat dia..... KICEP? Tuh kan, tiba-tiba muncul rasa gk enak gw sama ni cewek satu. Hh, seorang DEVA EKADA SAPUTRA emg gk dilahirin buat nyakitin hati cewek sih *plaak
Gw milih duduk dipasir pantai kuta dan nikmatin angin laut yang berhembus. Gw liat keke juga duduk disebelah gw
“M...maaf ya, tadi siang gw bentak-bentak lo” ucap keke. Gw sempet cengo sih denger kata-kata keke barusan, tapi gw langsung ngalihin pandangan gw yang tadi sempet natap dia
“Ckck, jadi ceritanya lo minta maaf nih sama gw?” ucap gw sambil ngeliatin matahari yang mulai terbenam.
“....” gw lirik keke yang Cuma ngangguk sambil nundukin kepalanya. Maybe dia udah tau kalo gw anak yang punya yayasan sekolah dari si acha acha nehi nehi? *bolywoodnya muncul :D*
“Santai aja kali. Gw gk beneran marah kok sama lo” gw senyum ke arah dia. Pelan-pelan, si keke ngangkat wajahnya dan balas senyum gw.
DEG! She smile so sweet..
“Dev...dev...lo gpp?” keke goyang-goyangin (?) pundak gw
“Ha? Emm...iya. Gw gpp kok, hhe..” gw cengengesan gajelas. Padahal mah gk niat ini buat cengengesan-,-
“Ternyata bener kata acha, lo itu baik ternyata” keke mandang matahari yang mulai tenggelam sambil senyum
“Ha? Si acha acha nehi nehi bilang gtu sama lu?” tanya gw gk percaya
“He’eh. Dan terbukti, lo emg baik” keke senyum lagi ke arah gw. Gw pelan-pelan langsung ngalihin pandangan ke arah sunset
“Lo, ngapain kesini ke?” tanya gw ngalihin pembicaraan ==> trik
“Ng...gw suka liat sunset di kuta” jawab keke sambil ngeliat sunset
“Oh gtu” gw manggut-manggut sambil sesekali ngelirik ke keke, hhe ternyata dia cute loooh!
“Eh, dev” keke noleh ke gw. Jadilah gw sama dia pandang-pandangan
“Eh, knp?” tanya gw
“Ng...gk jadi deh” keke geleng-geleng sambil nunduk malu?? Kok tiba-tiba berubah drastis ya sikapnya? Tau deh..
5 menit....... langit udah gelap, pantai kuta juga mulai rame sama bule-bule
“Ke, lo gk mau balik?” tanya gw sambil berdiri dan ngebersihin bagian belakang celana jins gw
“Eh, ini juga mau balik” keke langsung ikut berdiri
“Sama siapa?” tanya gw
“Ng....” dia mikir-mikir sambil gigit bibir bawahnya, hihi..lucu :D  Astaga! Mikir apa sih lo dev!?
“Sendiri sih” lanjut keke sambil ngedikin bahunya
“Sendiri? Kok?” tanya gw heran
“Iya, tadi supir udh gw suruh balik duluan” keke senyum
“Gmna, kalo bareng gw aja? Mau?” tawar gw spontan
“Ha? Bareng? kata keke heboh
“Et dah, biasa aja kali! Iya, mau kagak?” tanya gw lagi
“Boleh deh boleh. Tapi kagak bayar kan?” goda keke sambil ngeluarin senyum, tapi bukan senyum manisnya
“Yaelah lu pikir gw tukang ojek? Egk kok, udh yuk! Balik aja” ajak gw. Keke Cuma ngangguk dan kita langsung jalan ke tempat gw markirin motor

****

“Thanks ya dev” kata keke pas gw nganter dia balik
“Ok ok, gk masalah kok” gw balas senyum
“Yaudah, gw masuk dulu” keke balik trus jalan
“Eh eh..” cegat gw. Keke balik sambil masang tampang innocent, lucuuuuuuu >.<
“Apa?” tanyanya polos
“Ng...boleh gw minta nomor lo?” pinta gw sambil cengengesan
“Boleh-boleh” keke ngangguk polos. Gw ambil hp dari saku dan langsung ngasih ke keke. Keke mencet beberapa digit trus ngasih hp gw lagi
“Thanks ya” kata gw seneng. Keke ngangguk trus jalan ke rumahnya

%%%

“Dev...dev...” panggil sobat akrab gw si gocap
“Nape?” sahut gw males
“Lo tau kan gw suka sama acha?” tanya ray basa-basi
“Dari rambut lo blm ada gw jg udh tau! Udh ngapa, to the point aja” jawab gw rada sewot
“Hhe, iya ya” dia cengar-cengir. “Kan kemaren gw ngajak dia jalan, trus masa dia gk mau dev” lanjut si ray serius dan pas bilang kata-kata terakhir mukanya jadi melas
“Gk mau? Kok?” tanya gw heran. Soalnya setau gw, walaupun acha kaya gtu dia kayanya suka sama si gocap
“Dia bilang gini : emg gk ada tempat lain apa! Gtu dev” cerita ray makin melas
“Lha? Emg lu ngajak si acha kmna?” tanya gw semakin heran
“Ke Sangeh” jawab ray watados. Gw langsung nepuk jidat prustasi
“Lu bodoh atau apa sih? Ya jelas lah acha gk mau diajakin kesana! Disana kan tempat monyet!” sembur gw langsung
“Ya, tapi bilang monyetnya gk usah kaya gitu juga kali” ray manyun. “Dev, ayolah! Ajakin si acha, plisss dev...” mohon ray
“Hah....” gw narik napas berat

%%%

Gw sama ray lagi nunggu acha sama keke di pintu depan hutan Sangeh. Gk lama kemudian acha sama keke dateng, hhe keke cantik loh! Setelah bla....bla....bla.... kita misah. Gw sama keke, sementara gocap sama acha.
Gw perhatiin raut mukanya si keke. Keliatan bgt kalo dia megang erat tas kecilnya sambil sesekali liat kesana kemari, kaya orang ketakutan
“Ke, lo knp?” tanya gw akhirnya
“Ha? Eh, gpp” jawab keke. Keringet bermunculan dari pelipisnya. “Aaaaaaa.....aaaaa...aaaa” dia teriak-teriak histeris sambil loncat meluk gw begitu ngeliat seekor kera yang jalan ngedeket. Karena keke teriak, kera yg ngedeketin jadi takut dan langsung pergi
“Ke, lo takut monyet?” tanya gw heran. Keke langsung ngelepasin pelukannya
“Iya” jawab keke singkat
“Knp gk bilang dari tadi? Kan kita bisa ke tempat lain” kata gw
“Gk enak gw sama acha” kata keke

****

Gw hempasin tubuh gw ke kasur empuk kesayangan gw. Gw jadi senyum-senyum sendiri nginget-nginget kejadian hari ini. Keke yang meluk gw -> naik jetski jg meluk gw -> dinner bareng di pinggir pantai jimbaran.
“Keke....keke....” gumam gw sambil senyum-senyum najong.
Aku jatuh cinta...tlah jatuh cinta...
Cinta kepadamu...ku jatuh cinta
I’m falling in love...
I’m falling in love with you...
With you...

Gatau sengaja atau enggak, radio yang gw nyalain muter lagu dari j-rocks dan gw rasa pas bgt ngegambarin perasaan gw saat ini

Keke P.O.V

Tak Tak Tak
Haduh!!! Siapa sih yang nimpukin jendela kamar gw pake batu? Ganggu orang tidur aja sih. Gw ambil jam weker yang ada disamping tempat tidur
“Siapa sih yang ganggu gw?? Kagak tau apa masih jam 5 subuh!?” dumel gw sambil bangkit dan jalan ke arah jendela, udah gtu ngebuka dan liat ke luar
“Keke....ayo keluar....”
DEVA??” pekik gw heboh sambil melotot
“Iya...ayo keluar..” ajak deva. Gw ngambil jaket dan keluar dari jendela nyamperin deva yang berdiri disamping motornya
“Knp?” tanya gw to the point
“Ayo ikut” ajak deva
“Ha? Mau kemana jam 5 begini?” tanya gw heran
“Udah, nanti juga tau” ajak deva lagi. Gw sama dia langsung naik ke motornya, gk lama deva ngelajuin motornya pelan
“Awas ya kalo ternyata lu ngajakin gw ke tempat yang gk penting. Mana dingin lagi” kata gw pas dijalan. “Jaket gw tipis..” lanjut gw
“Yaudah, lo peluk gw aja” kata deva santai
“Yee, ogah!” tolak gw langsung
“Bawel” katanya langsung ngambil tangan kiri gw dan ngelingkarin pinggangnya. Gw langsung ngelingkarin tangan kanan gw juga ke pinggang deva, dan tiba-tiba aja dingin gw ilang. Ganti jadi panas di pipi gw

****

“Ngapain lagi ke pantai kuta?” tanya gw heran setelah deva markirin motornya dideket pantai
“Lo gk mau liat sunrise disini?” deva balik nanya. Oh, ini tho yang bikin deva dateng pagi-pagi trus nimpukin jendela kamar gw pake batu!
“Pantes..” kata gw bermaksud nyindir
“Hhe” deva Cuma cengengesan. “Yuk ah..” deva narik tangan gw, sampe ditempat yang nyaman menurut dia, kita langsung duduk dan liat matahari yang mulai naik dari arah sebelah timur
“Eh, thanks ya. Gw suka bgt loh” kata gw sambil terus liat matahari yang masih beranjak naik
“Hha, asal lo bahagia ke” kata deva
GLEK! apa dia bilang? Asal gw bahagia? Hhe, seneng juga!
“....” gw sama deva masih sama-sama diem nikmatin sunrise

%%%

1 tahun kemudian....

Oke, udah 1 tahun gw di bali. Udah betah banget disini sebenernya, yaah tapi gw harus ngikut mamah sama papah yang udah duluan netap di london selama 1 tahun.
1 tahun deva deket sama gw, tapi gk pernah nyatain perasaannya.
1 tahun deva gatau gw bakal pergi jauh dan mungkin gk balik lagi
1 tahun gw simpen perasaan gw buat deva berharap dia bakal nembak gw suatu hari
1 tahun gw sahabatan sama acha sama ray
1 tahun acha sama ray pacaran

“Hoy!” ada yang ngagetin gw dari belakang
“Astaga deva!! Apa-apaan sih lo? Kaget nih gw” gw ngelus dada sambil pura-pura ngomel
“Hhe, abis ngelamun sendirian dibawah pohon begini. Kalo kesambet aja baru tau rasa” kata deva santai
“Dev..”
“Ha?”
“Gw mau ngomong sesuatu sama lo”
“Yaudah, ngomong aja”
“Gw besok bakal pindah ke london” kata gw serius, berharap dia sedih dan nyegah gw pergi
“Berapa lama?” tanya deva. Dia mulai kepancing
“Gatau” jawab gw sekenanya
“Balik lagi?” tanya dia
Kayanya enggak” jawab gw. Gw harap dia sedih -> nyegah gw -> dan nyatain perasaannya. Emang keliatan lebay dan terkesan sinetron bgt, tapi gw pengen deva kaya gitu
Oh” respon deva singkat
JEGER!! *lebehnya keluar* hati gw sakit denger respon dia. Jadi......?? Air mata gw hampir tumpah, apa sih maksud ni orang ngomong kaya gitu? Apa gk sedih denger gw mau pergi jauh?
“Gw...balik dulu..” gw lari dari taman dan langsung pulang ke rumah naik taksi. Di kamar gw berantakin peralatan kosmetik *preet* gw yang ada dimeja rias. Gw tatap bayangan wajah gw dicermin.
Bego lo ke, ngapain sih naroh harapan ke orang macam deva? Dia tuh gk suka lo! Gk suka ke, gk suka!
Tok Tok Tok
“Masuk..” ucap gw sambil ngelap air mata. Gk lama, bi ijah masuk sambil bawa amplop dan ngampirin gw
“Ini non, tiketnya. Jam 11 siang besok” bi ijah ngasih amplop itu ke gw
“Makasih bi” gw ambil. Bi ijah langsung keluar kamar gw. Gw ambil amplop itu dan gw liat dalemnya. 1 tiket pesawat tujuan london, udah ditangan.
“Hah..” gw hela napas berat. Gw langsung jalan ke arah kasur dan tepar karena capek habis nangis.
Gw harus tetep pergi ke london....

%%%
“Hati-hati ya non, sampein salam bibi buat nyonya dan tuan kalau non keke udah sampe sono” kata bi ijah sambil senyum
“Ok bi J” gw langsung naik ke mobil dan bergegas ke Bandar Udara Ngurah Rai...

****

Pas gw sampe udah ada acha sama ray di bandara. Acha langsung nyamperin gw dan meluk gw erat.
“Pengen juga dong gw ke” kata ray
“Abis itu putus ya ray” kata acha
“Hhe, jangan deh” ray cengengesan
“Hha, jagain acha ya ray” kata gw sambil senyum
“Pasti dong ke. Lo juga baik-baik disana” kata ray. Gw ngangguk sambil senyum
“Aaah, gw gk mau tau! Pokoknya lo harus balik lagi ke” rengek acha
“Hha, iya iya. Liat nanti ya” kata gw ketawa liat acha
“Kemaren deva gw omelin abis-abisan! Tadi gw ajakin kesini, kata pembantunya dia pergi” kata ray
“Udahlah. Gk usah dibahas, biarin aja. Emang kenapa sih kalo dia gitu? Idup juga idup dia ini” saut gw denger omongan ray tadi. Kesel? Iya. Marah? Iya. Kecewa? BANGET!
“Non keke, kopernya udah di masukin. Pesawatnya berangkat 10 menit lagi, lebih baik non keke masuk ke pesawat sekarang” kata pak maman yang tiba-tiba nongol
“Eh, iya pak. makasih” kata gw
“Keke!! Gw bakalan kangen banget sama elo! Pokoknya lo harus balik, gk mau tau gw. Lo harus balik, jangan lama-lama di london” kata acha panjang lebar sambil meluk gw
“Iya cha iya. Et dah, makin bawel aja lo semenjak pacaran sama ray” kata gw sambil ngelepas pelukan acha yang lumayan erat
“Ke, ati-ati ya. Jangan lupain kita-kitta, terutama gw! Sahabat lo yang paling ganteng sedunia” kata ray masih sempet narsis
“Hahaha, najong lo! Iya-iya gw bakal inget terus kok sama kalian semua” kata gw dan diakhiri senyum
“....”
“Yaudah, gw pergi dulu. Kalian disini akur-akur ya, jangan berantem mulu. Jangan kangen sama gw” kata gw
“NARSIS” sembur acha sama ray langsung
“Hha, yaudah. Daah..” gw jalan ninggalin mereka. Mereka berdua senyum dan dadah-dadah  ke gw..
“Keke....!!!” gw noleh ke belakang
DEVA!” seru gw kaget begitu ngeliat siapa yang tadi manggil gw. Deva langsung lari ke arah gw trus meluk gw eraaaaaaattt banget *masa!?*
“Gw harap gw belom telat bilang ini...” kata deva pelan. “I love you ke. For now, tomorrow, and forever. I’ll miss you so much..” bisik deva tepat di telinga gw. Oke tangis gw pecah saat itu juga, gw eratin pelukan deva. Gw gatau harus ngapain selain nangis saat ini, gw bahagia banget denger deva ngomong kaya tadi. Perlahan, deva ngelepas pelukannya dan natap gw...
“Gw bakal tunggu lo” katanya sambil senyum dan ngapus air mata gw. Gw ngangguk dan senyum. Perlahan gw balik badan dan jalan ninggalin dia dengan perasaan lega dan bahagia

Bawalah pergi cintaku.
Ajak kemanapun kau mau
Jadikan temanmu
Temanmu paling kau cinta

Disini ku pun begitu
Trus cintaimu dihidupku
Didalam hatiku
Sampai waktu pertemukan
Kita nanti...



THE END